Selasa, 10 November 2009

SMP Negeri 10 Bengkalis

PEDOMAN PENYELENGGARAAN
ADMINISTRASI DAN PENDEKATAN PENYUSUNAN
PROGRAM KELEMBAGAAN SEKOLAH

1. Pendahuluan
Sekolah merupakan Lembaga Pendidikan yang berfungsi sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan yaitu; untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan dimaksud, maka sekolah sebagai unit pelaksana teknis pendidikan perlu menyusun program kelembagaan sekolah yang terorganisir, terarah dan terpadu.

2. Pendekatan.
Penyusunan program kelembagaan sekolah menggunakan pendekatan yang berorientasi pada ;
1) Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah.
2) Tujuan, yang berarti program kelembagaan sekolah di arahkan untuk mencapai tujuan pendidikan.
3) Pemberdayaan semua sumber (tenaga, sarana, dan dana ) secara tepat guna dan berhasil guna.
4) Mekanisme pengelolaan sekolah yang meliputi; Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Penilaian yang dikelola secara sistematis dan terpadu.

3 Pengelolaan Administrasi dan Program Kelembagaan Sekolah.

A. Administrasi Sekolah Umum
(1) Struktur Organisasi
a. Tersedia struktur organisasi sekolah untuk tahun pelajaran yang sedang berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
b. Di samping struktur sekolah juga ada struktur organisasi Komite Sekolah dan OSIS
(2) Rincian Tugas
a. Ada rincian tugas yang disesuaikan dengan volume kerja, baik untuk guru maupun tenaga non guru
b. Rincian tugas di SK – kan oleh Kepala Sekolah
(3) Program Kerja
a. Adanya rapat kerja sekolah yang hasilnya tertuang dalam buku untuk rapat
b. Ada program kerja tahun pelajaran yang sedang berjalan dibukukan secara baik




c. Program kerja tahunan berisi :
1). Jenis program kerja
2). Kegiatan
3). Sasaran target
4). Waktu pelaksanaan
5). Pembiayaan
a. Terdapat kesesuaian antara program kerja dengan kelender pendidikan
b. Program kerja disusun sebelum tahun pelajaran baru dimulai yang melibatkan seluruh pihak terkait

Adapun program kerja / program kelembagaan sekolah yang harus ada di setiap sekolah adalah sebagai berikut ;
1) Program Sekolah Jangka Panjang ( 8 sd 10 Tahun ).
2) Program Sekolah Jangka Menengah ( 4 sd 5 Tahun )
3) Program Sekolah Jangka Pendek ( 1 Tahun ).
4) Program Kerja Kepala Sekolah dan Kelender Kegiatan Kepala Sekolah
5) Program Peningkatan Mutu Sekolah (mencakup visi dan misi sekolah ).
6) Program MGMP / KKG
7) Program Pelaksanaan 7 K.
8) Program Wawasan Wiyata Mandala.
9) Program Supervisi dan Laporan Supervisi Kepala Sekolah.
10) Program Tata Usaha
11) Program Ka.Tata Usaha.
12) Program Kerja Wakil Kepala Sekolah.
13) Program Kerja Kegiatan Ekstrakurikuler.
14) Program Pengembangan Minat Baca
15) Program Pengembangan Imtaq
16) Program Pengelolaan Laboratorium

(4) Kelender Pendidikan
a. Tersedia Kelender Pendidikan
b. Kelender Pendidikan Sekolah dijabarkan sesuai dengan kelender Pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan
c. Menggambarkan Kegiatan Sekolah yang terprogram dalam program kerja
d. Kelender Pendidikan dimiliki oleh semua perangkat pendidikan di sekolah

(5) Jadwal Kegiatan
a. Tersedia Jadwal Kegiatan Kepala Sekolah :
1). Jadwal kegiatan harian
2). Jadwal kegiatan mingguan
3). Jadwal kegiatan bulanan
4). Jadwal kegiatan semester
b. Tersedia Daftar Pelajaran


(6) Data Statistik
a. Memiliki nomor statistik sekolah ( NSS )
b. Memiliki data statistik tentang :
1). Guru
2). Karyawan
3). Siswa
4). Sarana dan prasarana
5). Perkembangan sekolah dan hasil UNas
6). Data lainnya

(7) Buku Catatan Kegiatan
a. Memiliki buku notulen rapat yang difungsikan secara baik
b. Memiliki buku tamu umum dan buku tamu khusus pembinaan
c. Memiliki buku laporan piket

B. Administrasi Siswa
(1) Perlengkapan Administrasi Siswa
a. Tersedia tempat khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi siswa
b. Memiliki petunjuk teknis tentang tata cara administrasi siswa yang dikeluarkan oleh Direktorat Dikdasmen
c. Tersedia kelengkapan administrasi siswa lainnya

(2) Penerimaan Siswa Baru
a. Memiliki daftar calon siswa baru berikut KTL-nya
b. Memiliki daftar siswa baru
c. Memiliki daftar STTB/Ijazah dan kumpulan fotocopy STTB/Ijazah siswa baru
d. Memiliki daftar peringkat Nilai UN/KTL

(3) Data Pribadi Siswa
a. Memiliki buku induk siswa yang diisi lengkap oleh petugas yang ditunjuk khusus
b. Memiliki buku klapper

(4) Daftar hadir/absensi siswa dan rekapitulasinya

(5) Buku daftar kelas/legger/kumpulan nilai

(6) Papan absen kelas

(7) Administrasi OSIS
a. Struktur organisasi
b. Sususnan pengurus
c. Program kerja
d. Pelaksanaan kegiatan
e. Pembinaan
f. Evaluasi dan laporan

(8) data siswa kelas I,II,III

(9) Dokumen penyerahan Ijazah dan STL

C. Administrasi Sarana Pendidikan
(1) Pencatatan Penerimaan Sarana meliputi :
a.Berita acara/Faktur penerimaan sarana
pendidikan
b.Laporan penerimaan
c.Buku induk barang
d.Kodefikasi setiap barang yang diterima
e.Pengelola berkelayakan

(2) Pencatatan pembelian sarana meliputi :
a.Bukti pembelian
b.Buku induk inventaris
c.Kodefikasi barang inventaris

D. Administrasi Keuangan
(1) Perlengkapan Administrasi Keuangan
a.Tersedia kumpulan peraturan dan perundang-undangan serta petunjuk-petunjuk dibidang keuangan
b.Tersedia tempat khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi keuangan
c.Memiliki brankas, kalkulator dan lain-lain

(2) Pengadministrasian Keuangan
a. Ada dokumen RAPBS yang diketahui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
b. Adanya dokumen anggaran rutin (DIK)
c. Adanya bendaharawan rutin yang diangkat dengan surat keputusan
d. Penerimaan dan penggunaan dana rutin dicatat dan dibukukan setiap bulan
e. Bukti-bukti penerimaan dan penggunaan dana disusun dan disimpan secara baik
f. Ada laporan setiap akhir bulan
g. Ada bukti potongan PPN dan PPh yang sudah disetor ke kas Negara
h. Ada buku setoran PPN dan PPh
i. Ada buku Pendapatan Negara bukan Pajak
j. Ada buku kas umum
k. Ada SPJ yang dibuat setiap bulan sesudah penutupan buku kas dan dikirim ke pihak yang berkepentingan pada waktunya
l. Adanya laporan triwulan yang dibuat pada waktunya dan dikirim kepihak yang berkepentingan
m. Ada pemeriksaan kas setiap 3 bulan oleh atasan langsung bendaharawan



n. Ada berita acara pemeriksaan yang dikirim kepada yang berkepentingan
o. Gaji pegawai yang diterima setiap bulan telah dibayarkan kepada semua pegawai/guru dan telah ditandatangani

(3) Dana Komite Sekolah, adanya :
a. SK Komite Sekolah
b. Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
c. Program kerja komite sekolah
d. Bendaharawan komite sekolah
e. Buku kas komite sekolah
f. Tanda bukti pengeluaran yang disetujui Ketua komite sekolah
g. Daftar penerimaan uang kesejahteraan guru/pegawai yang telah ditandatangani
h. Buku Notulen Rapat Komite Sekolah
i. Laporan Komite Sekolah

(4) Beasiswa, adanya :
a. Daftar usul penerimaan beasiswa
b. SK dari pemberi beasiswa
c. Bukti penerimaan beasiswa
d. Laporan tentang pelaksanaan pemberian beasiswa

E. Administrasi Perlengkapan
(1) Perlengkapan Administrasi
a. Terdapatnya tempat khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi sarana dan prasarana.
b. Memiliki kumpulan pedoman, petunjuk dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan administrasi perlengkapan
c. Memiliki gudang / tempat menyimpan barang/peralatan yang terawat rapi dan bersih

(2) Rencana kebutuhan sarana dan prasarana
a. Memiliki rencana kebutuhan sarana dan prasarana serta rencana pengadaannya
b. Memiliki rencana pemeliharaan dan perawatannya

(3) Pengadministrasian Perlengkapan
a. Pengelolaan inventaris
b. Ada buku induk inventaris
c. Ada buku golongan barang inventaris
d. Ada buku golongan barang non inventaris
e. Ada laporan triwulan mutasi barang inventaris
f. Laporan tahunan
g. Ada kode barang inventaris
h. Ada kartu stok barang non inventaris
i. Ada daftar penggunaan barang alat pendidikan jasmani
j. Ada daftar hasil percobaan praktikum


k. Ada daftar rencana penambahan alat
l. Ada tata tertib penggunaan alat pelajaran
m. Ada daftar barang yang disumbangkan
n. Ada daftar hasil pengawasan penggunaan barang dan perawatan alat, oleh Kepala Sekolah atau Wakasek Sarana

(4) Pengadaan Barang dan Bangunan
a. Terdapat, barang yang dibeli oleh sekolah menurut jenis, dan jumlahnya sesuai dengan peraturan yang berlaku
b. Terdapat, barang yang diadakan melalui proyek pembangunan menurut jenis dan sesuai dengan peraturan yang berlaku
c. Terdapat, barang yang dibuat sendiri
d. Ada barang yang diterima sebagai bantuan
e. Ada ruang belajar
f. Ada ruang perpustakaan
g. Ada ruang laboratorium
h. Ada ruang tempat praktek
i. Ada ruang keterampilan
j. Ada ruang olahraga
k. Ada ruang UKS/PMR/PKS
l. Ada ruang BP/BK
m. Ada ruang Kepala Sekolah
n. Ada ruang guru
o. Ada ruang koperasi
p. Ada ruang kafetaria
q. Ada gudang
r. Ada kamar kecil dan kamar mandi
s. Ada ruang OSIS
t. Ada mess guru

(5) Pemeliharaan Barang
a. Terdapat sarana penyimpan barang
- Terdapat rak dan lemari
- Ada gudang/petugas pengelola
b. Perbaikan/penggantian barang
- Biaya perbaikan dan pemeliharaan
- Ada petugas yang memperbaiki barang

(6) Penghapusan Barang
Ada usul dan SK penghapusan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku

4. Beberapa Contoh Sistematika dan Format.

Contoh-contoh baik berupa sistematika maupun format berikut ini perlu dikondisikan terlebih dahulu sebelum dibakukan sesuai dengan kebutuhan daerah


Contoh




















PROGRAM SUPERVISI






















BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan supervisi selalu dilakukan disetiap lembaga atau organisasi apapun. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menciptakan kondisi kerja dan membentuk prilaku anggota organisasi dengan norma-norma dan budaya organisasi untuk kepentingan organisasi itu sendiri.
Yang menjadi perhatian utama kegiatan supervisi di sekolah-sekolah adalah mutu pengajaran dan upaya-upaya perbaikan, serta unsur-unsur yang mendukung.
Kepala sekolah selaku pimpinan yang bertanggungjawab terhadap jalannya pendidikan di sekolah diwajibkan melakukan supervisi, baik yang bersifat administrasi maupun edukatif.
Untuk kepentingan tersebut maka disusun program supervisi ini.

B. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Buku Petunjuk Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di Sekolah yang dikeluarkan Dirjen Dikdasmen, Direktorat Dikmenum Dikbud 1984
4. Surat Edaran Kepala Bidang Dikmenum Kanwil Depdikbud Propinsi Riau Nomor : 02771/I09.G2/M3-1992 tanggal 22 Pebruari 1992 tentang Program Supervisi
5. ………………………………………………………………………………………

C. Tujuan Supervisi
Supervisi dilakukan dengan tujuan untuk :
1. Memperoleh gambaran kemampuan guru dalam mengelola KBM
2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh guru dan tenaga edukatif lainnya
3. Menumbuhkan kepercayaan diri pada guru untuk berbuat lebih baik
4. ……………………………………………………………………………..
5. ……………………………………………………………………………..

D. Sasaran Supervisi
1. Guru mata pelajaran
2. Guru pembimbing ( BP/BK )
3. Siswa
4. Pegawai Tata Usaha
5. Koordinator Laboratorium
6. Koordinator Perpustakaan
7. Koordinator BP/BK
8. Bendaharawan
9. Bagian perlengkapan, Kepegawaian, Ketenagaan, dan Kesiswaan



E. Aspek yang disupervisi
1. Guru
a. Merencanakan dan melaksanakan KBM
b. Menilai proses dan hasil belajar
c. Menganalisis hasil belajar
d. Perbaikan dan pengayaan hasil belajar
e. Penggunaan metode dan pengelolaan kelas

2. Guru Pembimbing
a. Merencanakan dan melaksanakan KBM
b. Melayani siswa yang mengalami kesulitan belajar secara baik, secara individu atau kelompok

3. Siswa
a. Disiplin
b. Kemauan belajar
c. Pengembangan pribadi
d. Kegiatan ekstrakurikuler

4. Tata Usaha
a. Pelaksanaan Administrasi Keuangan
- RAPBS
- Buku kas rutin
- Pemeriksaan kas
- Surat Pertanggungan Jawaban (SPJ)
- Buku Kas ditutup setiap bulan
- Brankas
- Buku Bank
b. Pelaksanaan administrasi PSB
- Penerimaan Siswa Baru
- Masa Orientasi Siswa
c. Pelaksanaan Administrasi Perpustakaan
- Ruang perpustakaan
- Pengelola perpustakaan
- Program kerja perpustakaan
- Buku-buku perlengkapan perpustakaan
- Tempat penyimpanan
- Pemeliaharaan
- Tata tertib perpustakaan dan laporan

Adapun kegiatan supervisi yang bersifat administratif disesuaikan pembagian tugas pegawai tata usaha yang tercantum dalam program Tahun Pelajaran berjalan






BAB II
JADWAL PELAKSANAAN SUPERVISI


No Supervisor Yang di supervisi Mata Pelajaran BULAN
SEPTEMBER OKTO……dst
1 2 3 4
1 2 3 4









………………….., ………………….200…

Kepala Sekolah Supervisor



……………………….. ……………………………….























BAB III
PENUTUP


………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


LAMPIRAN.

1. Format supervisi kelas
2. Format supervisi administrasi guru
3. Format supervisi administraai walikelas
4. Format supervisi wakil Kepala sekolah
5. Format supervisi bidang-bidang tugas lainnya































Contoh 4.

















LAPORAN SUPERISI
KEPALA SEKOLAH




















BAB I
PENDAHULUAN


1. Pengertian
Dalam upaya menuju tercapainya tujuan pendidikan dengan baik, apakah itu tujuan Instruksional, tujuan ekstrakurikuler, maupun tujuan nasional, banyak faktor yang mempengaruhi dan berperan penting didalamnya, diantaranya supervisi-supervisi ditujukan kepada usaha memperbaiki situasi belajar mengajar, sehingga terciptanya proses interaksi yang baik antara pendidikan dengan peserta didik dalam usaha mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan.
Tidak diragukan lagi keampuhan supervisi dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman pendidikan dan karyawan sekolah mengenai tugas dan fungsinya di sekolah, sehingga mereka mempunyai dedikasi dan loyalitas tinggi, tetapi supervisi dapat juga mengembangkan sumberdaya manusia (pendidik dan karyawan sekolah). Apalagi berpegang pada prinsip supervisi yang konstruktif dan kreatif. Para pendidik dan karyawan sekolah akan sungguh merasa terbina, merasa dalam suasana aman, sehingga lahirlah inisiatif, aktivitas, dan kreativitas yang sehat dalam mengembangkan potensi mereka yang seoptimal mungkin dengan penuh tanggungjawab, yang pada akhirnya akan menghasilkan para pendidik yang berkualitas, karena itu pelaksanaan mekanisme supervisi harus dilakukan secara terprogram, teratur, terencana, dan kontinyu.

2. Tujuan
a. Umum
Untuk mengembangkan dan meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik

b. Khusus
(1) Membantu guru melihat dan merumuskan denga jelas tujuan pendidikan secara operasional
(2) Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa
(3) Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar
(4) Membantu guru dalam menggunakan metode, media, alat-alat pelajaran
(5) Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa
(6) ………………………………………………………………………………..
(7) ………………………………………………………………………………..
(8) ………………………………………………………………………………..

3. Sasaran
a. Seluruh tenaga edukatif, yang meliputi :
(1) Guru mata pelajaran
(2) Guru BP, mencakup bimbingan, persiapan, dan penilaian



b.Seluruh tenaga Administrasi, mencakup ketenagaan, pengaturan kurikulum, kesiswaan, perlengkapan, alat pelajaran, keuangan dan humas
c.Seluruh siswa, mencakup interaksi dalam proses belajar mengajar, buku-buku pegangan, serta kedisiplinan

4. Pelaksanaan
Supervisi dilaksanakan secara terprogram sepanjang tahun pembelajaran dengan dua cara yaitu :
a. Bersifat individual, meliputi :
(1) Orientasi dengan guru baru
(2) Percakapan pribadi
(3) Kunjungan kelas
(4) Observasi kelas
(5) Saling mengunjungi
(6) Menilai diri sendiri

b. Bersifat kelompok meliputi;
(1) Pertemuan orientasi bagi guru baru
(2) Rapat-rapat guru
(3) Petunjuk kepada panitia PSB, MOS, Semester, UAS, UN, dll.
(4) Studi kelompok antar guru
(5) Diskusi kelompok
(6) Tukar menukar pengalaman (shearing of experience)
(7) Demontration teaching
(8) Mengikuti sanggar KKG/MGMP
























BAB II
HASIL PENGAMATAN SUPERVISI


Pada Bab ini terdiri dari semua instrument yang digunakan dalam pelaksanaan supervisi yang telah ditandatangani oleh guru/staf yang disupervisi dan supervisor











































BAB III
PERMASALAHAN, PEMECAHAN MASALAH DAN
REKOMENDASI KEBIJAKAN


NO PERMASALAHAN PEMECAHAN MASALAH REKOMENDASI KEBIJAKAN TINDAK LANJUT
1.



2.



3.



4.



5.
KURIKULUM
1). …………………….
2) ……………………..

PBM
1). …………………….
2) …………………….

PERPUSTAKAAN
1)……………………
2) ………………….

LABORATORIUM
1) ……………………..
2) ……………………..

Dst
………………




……………….












…………


…………

























BAB IV
PENUTUP



…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Catatan

Laporan Supervisi disampaikan kepada Pengawas Sekolah dan Dinas terkait di Kabupaten / Kota


































Contoh 5

















PROGRAM PENGEMBANGAN
WIYATAMANDALA
DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU


















BAB I
PENDAHULUAN



" Sebuah lembaga pendidikan seperti halnya sekolah tidaklah diartikan sebagai sebuah gedung saja, tempat anak berkumpul dan mempelajari sejumlah materi pelajaran. Sekolah sebagai institusi, peranannya lebih luas dari pada sekedar tempat belajar, dan mempunyai ciri-ciri khusus yang membedakannya dari lembaga lain. "

Peranan sekolah sebagai lembaga pendidikan adalah mengembangkan potensi manusia yang dipunyai oleh anak-anak agar dapat dimanfaatkannya dalam kehidupannya sebagai manusia, baik individual maupun dalam kelompok. Untuk dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya itu harus dilakukan secara berencana, terarah dan sistematis.
Dengan demikian sekolah memikul tanggung jawab mempersiapkan anak agar mampu mengemban masa depannya, memiliki bekal pengetahuan, keterampilan dan keahlian dalam mengelola lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial.. Ketrampilan mengelola lingkungan alam fisik atau material, memungkinkan manusia menciptakan berbagai kelengkapan untuk mempermudah dan menyenangkan kehidupannya, sedangkan dibidang sosial, spritual sekolah berfungsi membina dan mengembangkan sikap mental yang berhubungan dengan norma-norma kehidupan yang bersifat manusiawi dan keagamaan.
Dengan sikap mental yang baik serta menguasai keahlian dan keterampilan tertentu melalui sekolah, berarti anak dipersiapkan untuk memasuki lapangan kerja yang ada atau menciptakan lapangan kerja baru sesuai dengan kemampuannya.

Sekolah Sebagai Wiyatamandala

Di atas telah dikemukakan bahwa sekolah bertujuan mempersiapkan anak didik untuk mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dengan memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan keahlian untuk menghadapi masa depannya. Hal ini dapat dilakukan oleh sekolah melalui kegiatan dan proses belajar mengajar baik yang bersifat intra maupun ekstrakurikuler. Kegiatan tersebut dilakukan harus terencana, terarah dan sistematis, sehingga diharapkan tujuan tercapai secara optimal.
Tujuan

Untuk mencapai tujuan yang dimaksud di atas, maka dikembangkanlah Konsep Wiyatamandala ( Wawasan Wiyatamandala ) yang mengandung makna suatu pandangan atau sikap menempatkan sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Suatu wawasan proses pembudayaan tata kehidupan keluarga besar, dimana para anggotanya merasa ikut memiliki, melindungi dan menjaga citra dan wibawa lingkungan tersebut. Suatu lingkungan dimana terjadi proses kordinasi, proses komunikasi dan tempat saling kerjasama dan saling membantu antara sesama warga sekolah.
Konsep ini berupaya hendak meletakkan serta memberikan peran pada keberadaan sekolah agar menjadi lembaga yang benar-benar berperan membudayakan kehidupan manusia secara murni. Artinya sekolah sebagai tempat untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang bebas dari segala usaha dan pengaruh yang bersifat merusak, baik dari dalam maupun dari luar.

Sekolah sebagai lingkungan pendidikan hendaknya memperhatikan 3 hal sebagai berikut :

1. Sekolah harus benar-benar tempat diselenggarakan proses belajar mengajar (PBM), tempat dimana dikembangkan nilai-nilai ilmu pengetahuan dan ketrampilan para siswa.
2. Sekolah sebagai tempat diselenggarakannya PBM dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya, apabila di lingkungan sekolah itu dapat menciptakan suasana aman, nyaman, tertib dan bebas dari segala ancaman.
3. Sekolah sebagai tempat masyarakat belajar, dimana terjadi interaksi antara siswa, guru dan lingkungan sekolah, maka di dalamnya berperan beberapa unsur antara lain ; Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua siswa, Pegawai dan interaksi antara sekolah dengan masyarakat dimana sekolah itu berada.

Konsep Wiyatamandala diciptakan dalam mengamankan sekolah sebagai tempat PBM dari segala pengaruh yang bersifat negatif, baik dari dalam maupun dari luar. Oleh sebab itu Wawasan Wiyatamandala dapat diibaratkan sebagai suatu usaha untuk mengamankan dan melindungi dekolah, sehingga diharapkan sekolah dapat melaksanakan fungsi utamanya sebagai tempat PBM dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Fungsi pengaman tersebut berhasil, apabila berbagai komponen yang ada di sekolah dapat digerakkan secara terkoordinasi, serta berdaya guna secara maksimal. Kondisi sekolah yang aman, tertib bebas dari segala ancaman akan memberikan motivasi tidak hanya kepada guru untuk melakukan tugasnya dengan baik, melainkan juga memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar keras, sekaligus menciptakan suasana yang baik dan terciptanya hubungan kerjasama antara guru dan orang tua siswa serta unsur-unsur lainnya di sekolah.

MANFAATNYA

Manfaat lain yang diharapkan dari konsep Wiyatamandala ialah tercipyanya kondisi sekolah yang memiliki daya tangkal terhadap segala kemungkinan pengaruh yang merusak baik dari dalam maupun dari luar. Tegaknya wawasan wiyatamandala dalam pengertian sekolah benar-benar sebagai lingkungan pendidikan. Kepala Sekolah berperan sebagai managerial, guru-guru bekerja penuh dengan dedikasi dan OSIS berperan sebagai wadah menampung dan penyalur aspirasi siswa, serta orang tua dengan ikhlas membantu tegaknya wawasan wiyatamandala di sekolah tersebut.
Dalam rangka pelaksanaan wawasan wiyatamandala perlu diperhatikan keterkaitan antara lima unsur pokok yang harus dibina dan dikelola secara baik.



BAB II
KEGIATAN SEKOLAH DALAM
PENGEMBANGAN WAWASAN WIYATAMANDALA.


Sebagaimana kita ketahui bahwa sekolah sebagai pusat kebudayaan perlu kita pertahankan. Untuk itu disusunlah suatu program yang mengikut sertakan semua warga sekolah. Kegiatan tersebut antara lain :

A. Tahap Perencanaan.
Kepala sekolah dengan dibantu oleh wakil kepala sekolah menyusun suatu program kegiatan sesuai dengan lima komponen Wawasan Wiyatamandala yaitu;
a. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan
b. Wewenang dan tanggung jawab penuh kepala sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan.
c. Kerjasama antara guru – siswa dan orang tua siswa.
d. Kesadaran dan partisipasi warga sekolah menjunjung tinggi martabat dan citra guru.
e. Mendukung kerukunan warga sekolah dan masyarakat sekitarnya.
Dari lima komponen tersebut perlu dijabarkan menjadi program yang operasional dan dapat diserahi tugas pada masing-masing personal baik guru – siswa dan orang tua siswa sebagai penyelenggara. Setelah diteliti maka terdapat 18 ( delapan belas ) butir kegiatan yang perlu dipersiapkan sebagai berikut :
1. Aparat Sekolah
2. Manajemen Kelas
3. 7 ( tujuh ) K
4. Delapan materi pembinaan kesiswaan
5. Sarana dan fasilitas
6. Ketahanan sekolah
7. Manajemen kepala sekolah
8. Peranan guru
9. Peranan orang tua
10. Tenaga kependidikan lain
11. Tenaga administrasi
12. Peranan OSIS
13. Kegiatan sosial
14. Kegiatan budaya
15. Kegiatan ekonomi
16. Kegiatan kesehatan
17. Kegiatan Kependidikan dan Ilmu Pengetahuan
18. Kegiatan Olah raga.






B. Tahap Pelaksanaan Kegiatan.

Pada tahap ini agar sasaran dapat tercapai efektif dan efisien perlu disusun/dibagi semua komponen di atas menurut porsi masing-masing petugas yaitu Kepala sekolah, guru, Tata Usaha, Siswa, dan Orang Tua siswa.
Melalui diskusi antara kepala sekolah, wakil kepala sekolah, Guru dan siswa serta dihadiri oleh wakil-wakil dari BP3/Komite Sekolah, maka tersusun matrik pembagian tugas sebagai berikut :

No Kelompok Kegiatan Jenis Kegiatan Penanggung Jawab
I









II


III




IV


V Sekolah merupakan lingkungan Pendidikan








Wewenang dan tanggung jawab Kepala Sekolah

Guru dan Orang Tua.




Peranan OSIS


Sekolah dengan masyarakat sekitarnya 1. Aparat sekolah
2. Manajemen kelas
3. 7 K
4. Pembinaan Kesiswaan
5. Sarana dan fasilitas
6. Ketahanan Sekolah

1. Manajemen Kepala sekolah

1. Peranan guru
2. Hubungan orang tua dan sekolah.


………………………..


……………………….. 1. ……………….
3. ………………
4. ……………….
5. ……………….






1. ……………………


1. ……………….
2. ……………….



1. ………………….
2. ………………….

………………………


Guna tercapainya tujuan yang diharapkan dari komponen yang telah diuraikan di atas, maka pelaksanaan kegiatannya perlu dijabarkan lebih lanjut sebagai berikut :

- Kemampuan penguasaan kelas
- Memenuhi semua perangkat KBM
- Sedapat mungkin menggunakan media/alat bantu mengajar







c. 7 (tujuh) K (Keamanan, kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kerindangan, dan Kesehatan)

Supaya sekolah dan lingkungannya aman, bersih, indah, rindang dan sehat serta timbulnya rasa kekeluargaan antara sesama warga sekolah, perlu diciptakan suatu mekanisme kerja yang mendukung tercapainya maksud di atas. Untuk itu ada 2 (dua) kegiatan yang perlu dilakukan yaitu dalam dan luar kelas.
1. Dalam kelas, pelaksanaan 7 K di kelas dibebankan tugas kepada siswa dalam kelas tersebut, yang diatur oleh ketua kelas dibawah bimbingan wali kelas. Kegiatan tersebut anatara lain ;
1.1 kebersihan kelas, lantai, jendela, kaca, papan tulis
1.2 Susunan kursi meja, teratur rapi sesuai dengan peta siswa
1.3 Pemeliharaan kelengkapan kelas seperti meja, kursi, gambar Presiden dan Wakil Presiden, gambar Burung Garuda pancasila, dan sarana lainnya
1.4 Kebersihan papan tulis, meja dan kursi guru
1.5 Wali kelas diminta bertindak sebagai orang tua kedua di kelasnya serta harus mampu menciptakan suasana kekeluargaan baik antara sesama siswa sendiri, dengan guru dan staf lainnya
1.6 Agar tumbuh rasa memiliki, maka kepada setiap kelas diminta bantuannya beberapa bibit bunga, atau pohon sejenisnya untuk ditanam di depan kelasnya masing-masing

2. Halaman/pekarangan Sekolah
pelaksanaan 7 K di luar kelas/halaman dan pekarangan sekolah ini mengatur sedemikian rupa agar tumbuh rasa kebersamaan, maka halaman sekolah yang cukup, dibagi perkapling untuk ditanami oleh masing-masing kelas mulai dari menanam bibit sampai dengan pemeliharaan, pemupukan menjadi tanggung jawab kelasnya. Agar dapat terkoordinir dengan baik, sekolah menunjuk dan menetapkan beberapa orang guru sebagai pembina. Kebersihan halaman sekolah dan ruang kantornya/ruang lainnya diserahkan kepada pesuruh/tukang kebun. Selain itu untuk menimbulkan rasa kekeluargaan antara pesuruh/tukang kebun. Selain itu untuk menimbulkan rasa kekeluargaan antara guru/kepala sekolah dan staf tata usaha, diadakan kegiatan antara lain :
a . Arisan keluarga sebulan sekali, diiringi dengan pengajian-pengajian atau kegiatan sosial lainnya
b. Memberikan sumbangan kepada anggota setiap kali mendapat musibah, kematian, sakit, perkawinan dan lain-lain yang telah ditetapkan
c. Mengadakan tabungan korban setiap bulannya
d. Pada setiap hari raya puasa dilakukan kunjungan bersama ke rumah guru-guru/mengadakan halal bil halal di sekolah.
e. Mengadakan acara berbuka puasa bersama di sekolah, diteruskan dengan sholat tarawih.



Untuk keperluan perindangan sekolah selalu mendapatkan bantuan bibit dari Kantor kehutanan.
Untuk kegiatan bimbingan kesehatan selalu mendapatkan bantuan dari PUSKESMAS dan dinas Kesehatan.

d. Pembinaan Kesiswaan
Pembinaan kesiswaan merupakan bagian terpenting dalam usaha menciptakan disiplin tinggi, moral yang baik, serta mendapat porsi yang lebih baik dalam seluruh kegiatan sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selain pembina OSIS di bawah koordinasi wakasek Kesiswaan, maka hal ini menjadi tanggung jawab semua guru, karena pola sikap dan tingkah laku personal sekolah akan memberikan pengaruh dan arti bagi siswa. Secara terprogram yang dilakukan oleh pembina OSIS bersama OSIS antara lain :
1. Pembinaan Ketaqwaan Terhadap Tuhan YME, kegiatannya seperti Peringatan Hari-hari Besar Agama, Kelompok diskusi pendalaman agama, lomba penulisan yang bernapaskan keagamaan. Pada bulan suci Ramadhan, setelah selesai sembahyang berjamaah, siswa diharapkan memberi ceramah 7 sd 15 menit secara bergantian diantara sesama mereka. Setiap jumat pengumpulan infaq sukarela yang digunakan untuk membantu teman mereka yang tidak mampu, terutama untuk membeli buku, sumbangan untuk anak yatim, praktek sholat, memandikan mayat, sholat dan lain-lain.
2. Peningkatan kesejahteraan jasmani dan daya kreasi, kegiatannya antara lain ; lomba melukis antar siswa/kelas, kaligrafi, lomba poster, SKJ, aerobik, pengukuran berat /tinggi badan, ceramah narkotika dan bahaya merokok kerjasama dengan instansi terkait.
3. Persepsi, apresiasi dan kreasi seni. Program yang dapat dilakukan di sekolah ini adalah latihan rutin group seni tari melayu/daerah, paduan suara, olah vokal, seni kerajinan, lomba drama/puisi dan lain-lain.
4. Pengembangan keterampilan, berwirausaha, dilakukan praktek koperasi siswa, ceramah tentang kewirausahaan yang berhasil bekerjasama dengan instansi terkait
5. Organisasi, Pendidikan Politik dan Kepemimpinan. Kegiatan yang dapat dilakukan di sekolah ini antara lain :
a. Latihan Kepemimpinan OSIS
b. Group diskusi dan latihan pidato

Demikian dan terima kasih, kiranya dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas. Koordinasi, komunikasi dan pengawasan dalam pelaksanaan penting artinya bagi keberhasilan program ini.







Contoh 6



















PROGRAM
PENANGGULANGAN JAM-JAM KOSONG
DI SEKOLAH




















I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

Sekolah adalah sebuah masyarakat kecil (mini society) yang menjadi wahana pengembangan siswa, bukan sebuah birokrasi yang sarat dengan bahan-bahan administrasi. Aktivitas di dalammya adalah proses pelayanan jasa, bukan proses produksi barang.
Murid adalah pelanggan (client) yang datang ke sekolah untuk mendapatkan pelayanan, bukan bahan mentah (raw input) yang akan dicetak menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Kepala sekolah , guru, dan tenaga kependidikan lain adalah tenaga profesional yang terus menerus berinovasi untuk kemajuan sekolah, buka birokrat yang sekedar patuh menjalankan petunjuk atasan mereka.

Konsep sekolah sebagaimana dikemukakan di atas mengacu kepada konsep sekolah efektif, yaitu sekolah yang memiliki profil yang kuat; mandiri, inovatif, dan memberikan iklim yang kondusif bagi warganya untuk mengembangkan sikap kritis, kreativitas dan motivasi. Sekolah yang demikian memiliki kerangka akuntabilitas yang kuat kepada siswa dan warganya melalui pemberian pelayanan yang bermutu, dan bukan semata-mata akuntabilitas kepada pemerintah melalui ‘kepatuhannya’ menjalankan petunjuk. Orang tua dan masyarakat berpartisipasi secara aktif, karena sekolah dapat memenuhi kebutuhan mereka, menghargai ide-ide mereka, dan responsif terhadap aspirasi mereka. Sekolah seperti inilah yang ingin diwujudkan melalui agenda reformasi pendidikan yang diselenggarakan dalam kontek manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS).

Kurikulum yang berlaku saat ini merupakan penyederhanaan dan penyesuaiaan dari kurikulum yang berlaku sebelumnya. Perubahan pola dan pendekatan yang sesuai, maka diupayakanlah perbaikan dan pengembangan kurikulum secara bertahap dan terus menerus antara lain dengan bertitik tolak dan mengarah kepada usaha terwujudnya asas keluwesan dalam isi kurikulum dan peningkatan pengelolaan Proses Belajar Mengajar dalam rangka pengembangan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler.

Hal ini bertitik tolak serta mengarah kepada kemungkinan penyesuaian belajar siswa baik secara perorangan maupun kelompok serta daya guna proses belajar mengajar itu sendiri.
Proses belajar mengajar yang efektif ditandai oleh sifatnya yang menekankan pada pemberdayaan siswa secara aktif. Proses belajar mengajar bukan sekedar memorasi dan recall, bukan pula sekedar penekanan pada penguasaan materi/ pengetahuan tentang apa yang akan diajarkan (logos), tetapi lebih menekankan pada internalisasi tentang apa yang akan diajarkan sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani dan dihayati serta dipraktekkan dalam kehidupan oleh siswa.

Proses belajar mengajar yang efektif juga akan melatih dan menanamkan sikap demokratis pada siswa. Bahkan, proses belajar mengajar efektif juga lebih menekankan pada bagaimana agar supaya siswa mampu belajar cara belajar (learning to learn). Melalui kreativitas guru, proses belajar mengajar di kelas menjadi sebuah aktivitas yang menyenangkan. Dengan sendirinya, perwujudan proses belajar mengajar efektif akan memberikan kecakapan hidup (life skill) kepada siswa, sebuah program yang akan segera digerakkan pemerintah.

Dengan demikian Proses belajar mengajar lebih mengacu kepada “ bagaimana siswa belajar “ dari pada “ apa yang dipelajari “.

B. Dasar.
Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Kurikulum yang berlaku, dimana dinyatakan bahwa Asas Pelaksanaan kegiatan Intrakurikuler adalah :
1. Harus sesuai dengan waktu yang telah di tentukan dalam jadwal pelajaran.
2. Harus mengacu kepada Tujuan Pembelajaran Khusus ( TPK ).
3. Mengusahakan agar bahan yang diajarkan mudah dipahami oleh siswa.

Pengorganisasian kelas, pemilihan metode yang sesuai serta sarana yang tepat akan mempelancar pelaksanaan kegiatan tatap muka/intrakurikuler.

C. Tujuan.
Pendayagunaan Proses Belajar Mengajar agar dapat mengefektif dan mengefisienkan jam-jam tatap muka sehingga tercapai target kurikulum dan target daya serap dalam upaya peningkatan mutu sekolah dengan memanfaatkan pengorganisasian guru dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan kelompok agar tercapai keluwesan Proses belajar Mengajar serta peningkatan kemampuan guru mata pelajaran.

Masalah

Terjadinya jam-jam kosong di sekolah, dapat terjadi apabila seorang guru mata pelajaran tidak dapat hadir ke sekolah karena berbagai alasan antara lain, karena sakit, atau mendapat tugas dari sekolah dalam urusan dinas, hal ini pasti berpengaruh terhadap keaktifan dan kesenangan siswa dalam upaya bagaimana siswa belajar serta dapat menimbulkan gangguan pada stabilitas ketahanan sekolah, terlebih lagi jika guru mata pelajaran yang berhalangan hadir lebih dari satu orang.
Dalam situasi yang demikian, karena banyaknya guru yang tidak hadir, sementara stabilitas ketahanan sekolah dan wawasan Wiyata Mandala harus dapat dipertahankan serta diwujudkan. Untuk itulah perlu dicarikan solusinya yaitu “ Bagaimana Menanggulangi Jam-Jam Kosong di Kelas dengan Pengaktifan Tugas dan Tujuan KKG/MGMP “.



Salah satu tujuan KKG/MGMP yang harus digaris bawahi adalah untuk meningkatkan profesionalisme guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermutu sesuai kebutuhan siswa. Pada dasarnya wadah komunikasi profesi sangat diperlukan dalam memberikan kontribusi pada peningkatan keprofesionalisme para anggotanya. Sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan kebijakan pemerintah tentang peningkatan mutu pendidikan.


Pemecahan

Pada pelaksanaan intrakurikuler di kelas-kelas dengan pengaturan jam-jam pelajaran secara tradisionil, setiap hari terdapat guru piket mata pelajaran sebanyak dua atau tiga orang yang bertanggung jawab terhadap kelancaran proses belajar mengajar. Guru piket mata pelajaran mendapat mandat dan wewenang dari Kepala Sekolah untuk melaksanakan tugas mengisi jam-jam kosong sesuai dengan jadwal yang telah diatur oleh bagian pengajaran atau urusan kurikulum.
Jika satu atau dua orang guru mata pelajaran yang berhalangan hadir, keadaan kelas masih dapat ditanggulangi oleh guru yang bertugas sebagai piket, bagaimana jika yang terjadi lebih dari tiga orang guru mata pelajaran yang berhalangan hadir di sekolah karena alasan sakit, cuti, mengikuti penataran, dan izin karena mendapat tugas dari sekolah ?
Maka dapat dibayangkan apa yang akan terjadi jika hal ini terjadi dalam banyak kelas, dimana proses belajar mengajar tanpa dihadiri oleh guru yang sesuai dengan mata pelajaran yang tertera pada jadwal pelajaran pada saat itu, atau tanpa dihadiri oleh guru di kelas. Apalagi bagi sekolah yang double shief dan kasus seperti yang dikemukakan terjadi pada siang atau sore hari dengan aliran listrik terganggu ataupun keadaan cuaca hujan.
Belajar dari kenyataan di atas yang tentunya sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi Riau meningkatkan kualitas belajar , mutu pendidikan, dan menghasilkan sumberdaya manusia unggul yang siap karya, maka pengisian jam-jam kosong pada jam-jam belajar efektif harus mendapat perhatian serius bagi pimpinan sekolah.

A. Langkah-Langkah Persiapan

1. GURU
Sekolah harus melaksanakan pengorganisasian guru mata pelajaran sejenis dan memfungsikannya sesuai dengan jenis mata pelajaran yang diajarkannya. Dimana beberapa KKG/MGMP terkoordinir dalam kelompok/ Departemen.
Pengaturan jadwal pelajaran dengan menggunakan sistem kelas keliling/kelas bergerak.
Jadwal pelajaran diatur hingga setiap jam diupayakan adanya guru KKG/MGMPS yang tidak mengajar sebagai persiapan untuk menginval, jika terdapat guru yang berhalangan hadir.
Setiap guru wajib menyusun program Semester dan satuan Pelajaran serta instrumen Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lainnya yang sesuai dan dipahami oleh setiap guru mata pelajaran sejenis.
Guru piket mata pelajaran, sama banyak dengan mata pelajaran yang berlangsung pada hari itu. Di samping itu harus ditetapkan hari-hari KKG/MGMP untuk setiap guru mata pelajaran sejenis, dan pada hari yang telah ditetapkan tersebut, guru tidak dibebani melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar, akan tetapi digunakan khusus untuk diskusi sesama guru sejenis untuk membicarakan permasalahan yang dihadapi masing-masing guru.
Adanya kesiapan batin dan mental dari setiap guru mata pelajaran untuk menginval kelas yang ditinggalkan guru mata pelajaran sejenis tanpa mengharapkan imbalan berupa apapun.
Kemampuan kognitif dari guru sejenis yang merata serta adanya sikap keterbukaan dari setiap guru.
Dalam kegiatan sehari-hari, guru mata pelajaran sejenis merupakan team teaching.

2. SISWA
Pengenalan sekolah kepada siswa sejak siswa diterima di lingkungan sekolah sangat besar artinya dalam upaya memahami kehidupan dan pembinaan sekolah. Pengenalan sekolah ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain melalui Buku Panduan sekolah.

Buku Panduan yang dibagikan kepada siswa di dalamnya berisikan antara lain:
a. Tata tertib sekolah yang dikeluarkan oleh Dinas pendidikan Provinsi Riau.
b. Tata tertib yang dikeluarkan oleh sekolah yang bersangkutan.
c. Struktur organisasi sekolah
d. Struktur organisasi OSIS
e. Struktur organisasi BP/BK
f. Struktur organisasi Kopsis
g. Struktur organisasi tata usaha
h. Struktur organisasi perpustakaan
i. Jadwal pelajaran
j. Jadwal upacara bendera
k. Jadwal ekstrakurikuler
l. Daftar nama dan alamat guru/karyawan serta mata pelajaran/tugas yang diberikan oleh guru.

Pengenalan sistem piket KKG/MGMPS kepada siswa, agar siswa dapat memahami dan siap secara batin dan mental untuk menerima kehadiran guru pengganti baik yang termasuk dalam tim teaching maupun guru mata pelajaran lainnya.

3. KEPALA SEKOLAH

Kepala sekolah sangat dituntut keberadaannya di sekolah baik secara kuantitas maupun kualitas.
Dituntut kemampuan Kepala sekolah untuk membaca dan mengevaluasi kejadian yang berlangsung setiap hari di sekolah.




4. ADMINISTRASI

Harus tersedia alat bantu berupa :
Papan untuk jadwal pelajaran dan jadwal inval ( dapur KBM ).
Buku antara lain :
a. Buku laporan piket
b. Buku daftar hadir guru
c. Buku daftar keberadaan guru dalam 1 (satu) minggu ( 6 hari kerja ).
d. Buku data absensi guru dan jam pelajaran yang ditinggalkannya.
e. Buku data inval mata pelajaran.
Sarana antara lain :
a. Lemari untuk menyimpan tugas guru yang tidak hadir atau hasil kerja siswa.
b. Lemari tiap ruang untuk menyimpan alat peraga / tugas guru mata pelajaran.

B. Pola pelaksanaan

Pola pelaksanaan penanggulangan jam-jam kosong ini adalah kesetiakawanan dan kebersamaan dari setiap anggota KKG/MGMPS serta kesadaran dari setiap guru untuk meningkatkan mutu pendidikan. Setiap guru diharapkan mempunyai persepsi yang sama terhadap topik, tema atau pokok bahasan, baik itu kedalaman materi maupun materi esensial dari setiap jenis mata pelajaran.

C. Bentuk Pelaksanaan

1. Wakil Kepala sekolah yang bertugas sebagai piket, setelah selesai proses belajar mengajar pada hari itu dan sebelum pulang, harus menuliskan seluruh data pada papan data/inval yang akan dipergunakan keesokan harinya meliputi :
a. Jadwal pelajaran yang berlaku
b. Piket KKG/MGMPS
c. Piket Tata tertib
d. Piket UKS
e. Piket Wakil Kepala sekolah

Piket wakil kepala sekolah juga mengisi buku laporan piket harian sesuai dengan kejadian meliputi :
- Nama dan kode guru yang tidak hadir beserta alasannya ( sesuai format )
- Kode guru KKG/MGMP yang bertugas menginval pada ruang dan jam yang sesuai.
- Dan apabila guru hadir semuanya, maka ditulis NIHIL.

2. Apabila ada guru yang tidak hadir guru piket mata pelajaran mengatur inval anggota KKG/MGMP nya.



3. Setiap guru KKG/MGMP yang menginval bertugas :

- Memberi petunjuk dan bimbingan pada siswa dari kelas yang diinvalnya, tidak hanya sekedar menunggu atau duduk saja di dalam kelas.
- Tidak menutup kemungkinan dalam menginval, guru melanjutkan pelajaran sesuai dengan program semester yang telah direncanakan serta sesuai dengan satuan pelajaran yang telah dibuat oleh guru yang berhalangan hadir, termasuk metoda ataupun media yang digunakan.
- Jika sistem ini sudah dibakukan di sekolah, maka guru inval tidak perlu canggung lagi sebab kepala sekolah telah memberi penjelasan tentang sistem ini pada setiap guru pada saat pembinaan profesional. Disinilah diperlukan seorang kepala sekolah hendaknya dari seorang guru yang berprestasi sehingga mampu membina guru dan mendapat pengakuan dari guru-guru di sekolah.
- Guru inval dapat memberikan materi tersebut , minimal pada materi esensial saja, namun boleh juga pada materi pengembangan maupun pengayaan yang telah dikuasainya.
- Guru inval mencatat/menulis tugas yang telah dilaksanakannya pada Jurnal Kelas yang telah disediakan dan melaporkan pada guru yang berhalangan hadir pada saat guru yang bersangkutan pertama kali hadir lagi di sekolah.

4.Skala prioritas inval adalah :
- Anggota KKG/MGMP
- Depatemen/sesuai dengan kelompok mata pelajaran
- Wakil Kepala sekolah
- KepalaSekolah


Penutup

Demikian salah satu upaya yang dapat dituliskan dalam buku ini untuk menanggulangi jam-jam kosong yang sering terjadi di sekolah akibat ketidakhadiran guru mata pelajaran
Apa yang diuraikan dalam buku ini adalah setitik bantuan kepada pengelola pendidikan sesuai dengan tuntutan yang diharapkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
Disadari bahwa usaha ini masih jauh dari sempurna, tetapi diyakini bahwa ini tentunya merupakan suatu proses yang masih memerlukan perbaikan demi kesempurnaan.
Untuk itulah sangat diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi usaha mulia ini dengan mengingat bahwa kitalah pembangun bangsa

LAMPIRAN.

I. Nama, Nomor Kode, Dan Mata Pelajaran


NAMA GURU
NOMOR KODE
MATA PELAJARAN












2. Daftar Guru Dalam KKG/MGMPS


NO MATA PELAJARAN SEJENIS
NAMA GURU
1. Kewarganegaraan 1.
2.
3.
4.
2. Bahasa dan Sastra Indonesia 1.
2.
3.
4.
3. Pendidikan Agama 1.
2.
3.
4
4. Sejarah Nasional 1.
2.
3
4.
5. dst













3. Kelompok Mata Pelajaran/Departemen



NO

KELOMPOK/DEPARTEMEN
MATA PELAJARAN

1.
Kelompok Pendidikan 1. Kn
2. Pend.Agama
3. Olah raga
4. Pend.Seni

2.
Kelompok Bahasa


1. Bahasa dan Sastra Indonesia
2. Bahasa Inggeris

3.
Kelompok IPA / Sains 1. Matematika
2. Fisika
3. Kimia
4. Biologi

4.
Kelompok IPS 1. Ekonomi
2. Geografi
3. Sosiologi
4. Sejarah


4. Data Keberadaan Guru/Karyawan dalam 1 Minggu
(6 Hari Kerja) Semester Ganjil/Genap. TP …………..

1) NAMA : ………………………………
2) NIP : ………………………………
3) PANGKAT/GOL : ………………………………
4) TUGAS
- Mata Pelajaran : ………………………………
- Tugas Lain : ………………………………
5) JUMLAH JAM
MENGAJAR/Mg : ………………………………
6) ALAMAT : ……………………………….

A. Keberadaan Di Sekolah.


HARI
DATANG
PUKUL
PULANG
PUKUL
TUGAS/MENGJR/ KEGIATAN
JLH.JAM MENGAJAR
JLH JAM HADIR

Senin


Selasa
dst

JLH



B. Keberadaan Di Lembaga Lain Di Luar Sekolah Asal.


HARI
DATANG PUKUL
PULANG PUKUL
TUGAS/ MENGAJAR/
KEGIATAN
JLH. JAM
HADIR
JLH JAM
MENGAJAR

Senin


Selasa
dst

JLH


KETERANGAN.
1. Diisi sesuai dengan apa adanya.
2. Tugas di luar sekolah asal, harus diisi, tugas apa dan
dimana.





Mengetahui ……….. ………. ,……………200…..
Kepala Sekolah Petugas




------------------------------- ------------------------------------






















TUGAS GURU INVAL

MATA PELAJARAN : ------------------



HARI/
TGL
JAM
KE
KELAS
PROGRAM
RUANG
KODE GURU
INVAL
MATERI





















Mengetahui …………..,…………. 200……
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran…………..



- ----------------------------- --------------------------------------



















Contoh 7

















PROGRAM KERJA PENYELENGGARAAN
MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN ( KKG/MGMP )




























A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa unjuk kerja (performance) guru di dalam melaksanakan KBM sangat bervariasi dan kualifikasi keguruannyapun beranekaragam
b. …………………………………………………………………………………
c. …………………………………………………………………………………
d. …………………………………………………………………………………

2. Dasar
a. Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang …………………………….
b. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang …………………….
c. …………………………………………………………………………………..
d. …………………………………………………………………………………..

3. Pengertian
KKG/MGMP adalah ……………………………………………………………………..

4. Tujuan
KKG/MGMP bertujuan :
a. ………………………………………………………………………………
b. ……………………………………………………………………….dst


























B. Struktur Organisasi MGMP



























C. Materi yang menjadi pembahasan
a. Evaluasi minggu lalu
b. Persiapan minggu yang akan datang
c. Feer teaching
d. Latar belakang materi

D. Hasil yang diharapkan
a. Meningkatkan unjuk kerja (performance) dan keyakinan diri guru dalam melaksanakan KBM
b. ……………………………………………………………………..
c. ……………………………………………………………………..










E. Jadwal Kegiatan KKG/MGMP

NO WAKTU KEGIATAN KELOMPOK MGMP TEMPAT KEGIATAN KONSULTAN/
SUPERVISOR JENIS/BENTUK
KEGIATAN










F. Penutup
……………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………






























Contoh 8


PROGRAM KERJA
MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH ( MBS )


1. Program Kerja I

Nama Program : Peningkatan Nilai UN Siswa
Sasaran : Meningkatkan Nilai UN dari rata-rata ……………..
Penanggungjawab : ………………………………………………………

Evaluasi Diri

A. Kekuatan
1. Kualifikasi pendidikan guru ± 90 % Sarjana (S1)
2. Etos kerja guru untuk meningkatkan prestasi siswa tinggi
3. ……………………………………………………
4. ………………………………………………..dst

B. Kelemahan
1. Adanya kompetensi yang berbeda untuk mata pelajaran UN misalnya, pada mata pelajaran Fisika, Matematika, B.Inggeris
2. ………………………………………………………………
3. ………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………dst

Strategi 1 : Mengintensifkan Pelaksanaan KKG/MGMP

Rincian Kegiatan
1. Pembentukan pengurus KKG/MGMP
2. Penyusunan jadwal kegiatan KKG/MGMP
3. Pelaksanaan MGMP 2 kali sebulan
a. Mendiskusikan materi ajar
b. Mendiskusikan soal-soal sulit dalam UNas
c. Monitoring Kepala Sekolah untuk kegiatan KKG/MGMP
4. Membandingkan kemajuan hasil belajar

Strategi 2 : Penambahan jam belajar pada mata pelajaran yang di UN kan

Rincian Kegiatan
1. Menambah jumlah jam pelajaran dari 38 jam/mg menjadi 48 jam/mg
2. Membentuk panitia tambahan belajar
3. …………………………………………………..
4. ……………………………………………….dst



Strategi 3 : Mengadakan tryout UN ( jadwal kegiatan 2 x )

Rincian Kegiatan
1. Menunjuk tim penyusun naskah tryout UN
2. Penggandaan naskah
3. Pelaksanaan tryout ( 2 kali )
4. Pemeriksaan
5. Penentuan hasil

2. Program Kerja II

Nama Program : Diterima di Sekolah Unggulan dan Binaan
Melalui seleksi
Sasaran : Diterima melalui Seleksi
Penanggungjawab : ………………………………………………..

Evaluasi Diri

A. Kelebihan/Kekuatan
1. Minat siswa untuk masuk Sekolah Unggulan dan Sekolah Binaan cukup tinggi
2. ……………………………….
3. ……………………………..dst

B. Kelemahan
1. Belajar di sekolah lebih terfokus untuk menghadapi UN, sehingga kurang mempelajari prediksi menghadapi seleksi Sekolah Unggulan dan Binaan
2. ………………………………………….
3. ……………………………………..dst

Strategi 1 : Pendalaman materi Seleksi Sekolah Unggulan pada guru dan
siswa

Rincian Kegiatan
1. Pelatihan pendalaman materi oleh instruktur / Dosen
2. ……………………………………..dst

Strategi 2 : Pengadaan Tryout SPSB

Rincian Kegiatan
1. Pembentukan panitia try out SPSB
2. ………………………….dst







3. Program Kerja III

Nama Program : Peningkatan Kreatifitas Melalui Kegiatan KIR
Sasaran : Dapat mengikuti lomba KIR tingkat Prov & Nas
Penanggungjawab : ………………………………………………

Evaluasi Diri

A. Kelebihan
1. Nilai UN siswa tinggi
2. ………………………………………….
3. ……………………………………..dst

B. Kelemahan
1. Kemampuan guru pembimbing KIR rendah
2. ………………………………………….
3. ………………………………………dst

Strategi 1 : Meningkatkan kemampuan guru tentang Karya Ilmiah

Rincian Kegiatan
1. Nara sumber dari Dosen PTN untuk melatih guru pembimbing tentang :
a. Teknik penulisan
b. Melakukan eksperimen / penelitian
c. Membuat laporan penelitian
d. Cara membuat program kerja pembing ekstra KIR

Strategi 2 : Latihan intensif kelompok KIR sekolah

Rincian Kegiatan
1. Menetapkan kelompok KIR yang siap berkompetisi
2. Latihan rutin setiap minggu oleh pembimbing tentang teknik meneliti, penulisan, laporan penelitian
3. Mengevaluasi hasil KIR
4. Tindak lanjut hasil evaluasi
5. Monitoring dan evaluasi dari Kepala Sekolah

Strategi 3 : Lomba antar peserta kelompok KIR sekolah

Rincian Kegiatan
1. Pembentukan panitia
2. Menerima karya dari peserta
3. Seleksi pemenang
4. Pengumuman pemenang 1,2,3
5. Tindak lanjut diarahkan peserta KIR sekolah mengikuti lomba tingkat Kota/Kabupaten, Provinsi dan Nasional



4. Program Kerja IV

Nama Program : Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dalam
Bahasa Inggeris dan Penerapan Imtaq
Sasaran : Peningkatan Kemampuan Bahasa Inggeris dan
Menerapkan kegiatan keagamaan
Penanggungjawab : Tim Guru Bahasa Inggeris dan Guru Agama

Evaluasi Diri

A. Kekuatan
1. Guru Bahasa Inggeris memadai
2. Minat siswa terhadap pelajaran bahasa Inggeris tinggi dan memiliki lab bahasa
3. Syarat untuk masuk PTN harus ada Toefl minimal 500
4. Minat siswa mendaftar kegiatan rohis cukup banyak
5. Dukungan orangtua untuk kegiatan English Day dan Siraman rohani tinggi

B. Kelemahan
1. Pengajaran Bahasa Inggeris di sekolah tidak terfokus pada percakapan saja
2. Siswa lebih banyak menguasai Bahasa Inggeris pasif
3. Kurangnya motivasi siswa untuk melapaskan Bahasa Inggeris dalam percakapan sehari-hari
4. Ada siswa yang tidak melaksanakan Ibadah Sholat Zuhur di sekolah
5. Masih banyak siswa tidak mampu membaca surat Yasin

Strategi 1 : Melaksanakan Kegiatan English day setiap hari Sabtu

Rincian Kegiatan :
1. Melatih siswa di kelas agar dapat tampil dan terampil berkomunikasi dalam Bahasa Inggeris
2. Kegiatan English day setiap Sabtu, dimulai pukul 07.00 sd 08.00 tampil per kelas
3. Menggunakan komunikasi bahasa Inggeris di lingkungan sekolah, diwajibkan setiap hari Sabtu
4. Monitoring oleh Kepala Sekolah

Strategi 2 : Perlombaan berbicara Bahasa Inggeris akhir semester

Rincian Kegiatan
1. Pembentukan Panitia
2. ……………………………….
3. ……………………………dst




Strategi 3 : Pelaksanaan Siraman Rohani setiap Jumat pagi

Rincian Kegiatan
1. Melatih siswa menjadi pemimpin membaca Yasin, Doa, dan Penceramah
2. Setiap Jumat pagi, antara pukul 07.00 sd 08.00 dilaksanakan siraman rohani al :
a. Khusus Agama Islam, membaca Yasin bersama yang diikuti oleh seluruh siswa dan guru, kultum, nasid, dan puisi Islam
b. Khusus Agama Kristen, dikumpulkan dalam satu ruangan untuk mendalami ilmu Agama melalui guru Agamanya
3. Mengundang penceramah 1 kali sebulan
4. Monitoring Kepala Sekolah

Strategi 4 : Mengadakan Perlombaan bersifat keagamaan di sekolah setiap hari besar Islam

Rincian Kegiatan
1. Mengadakan perlombaan memperingati Maulid Nabi / Isra’ dan Mikraj Nabi Muhammad Saw
a. Cerdas cermat
b. MTQ
c. Kaligrafi
d. Syarhil Quran
e. Azan
f. Puisi Islam
2. Pembentukan Panitia dan mengundang juri
3. Penentuan pemenang 1,2, dan 3 setiap lomba
4. Pembagian hadiah lomba





















Contoh 9



















PROGRAM KERJA
KEPALA SEKOLAH


























A. PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Peran Kepala Sekolah sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan Motivator
.…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

2.Dasar
a.Undang-undang nomor 20 Tahun 2003 tentang ………………………….
b.Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang ………………….
c.…………………………………………………………………………………..

3.Tujuan
Tersusunnya pedoman pokok kegiatan Kepala Sekolah, Harian, Mingguan, Bulanan, dan Tahunan dalam rangka meningkatkan pengelolaan sekolah


B. Pokok-Pokok Kegiatan Kepala Sekolah

NO KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN KET
HARIAN MINGGUAN BULANAN SMT TAHUNAN










C. Pelaksanaan Kegiatan Program Kerja Kepala Sekolah

NO KEGIATAN MINGGU KE DAN TANGGAL
I II DST
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14











Contoh 10



AGENDA KEGIATAN HARIAN
KEPALA SEKOLAH NEGERI/SWASTA


Hari :
Tanggal :
Sekolah : Kecamatan :

No Jam Kerja Kegiatan Ket
Dalam Sekolah Luar Sekolah Dalam Sekolah Luar Sekolah
1.







2.






3.




07.00-08.00















......................







08.30-11.00






......................



1. Memeriksa kebersihan lingkungan sekolah
2. Memeriksa kehadiran guru








......................









1 .Menghadiri rapat di kantor dinas Pendidikan



......................







Pimpinan rapat Kepala Dinas


…………………… , ……………..200…

Kepala Sekolah



………………………….


KOP SEKOLAH


=============================================================
KEPUTUSAN
KEPALA TK/SD/SMP/SM NEGERI/SWASTA ……………………..
KABUPATEN/KOTA …………………………

NOMOR : ……………………………………….

TENTANG

PENETAPAN KEPENGURUSAN KOMITE SEKOLAH

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional melalui upaya peningkatan mutu, pemerataan, efisiensi penyelenggaraan pendidikan dan tercapainya demokratisasi pendidikan, perlu adanya dukungan dan peranserta masyarakat yang lebih optimal
b. bahwa dukungan dan peranserta masyarakat perlu didorong untuk bersinergi dalam suatu wadah komite sekolah yang mandiri
c. bahwa sehubungan dengan huruf a dan b serta memfasilitasi terbentuknya komite sekolah dipandang perlu menetapkan keputusan Kepala Sekolah tentang kepengurusan komite sekolah TK/SD/SMP/SMA/SMK Negeri / Swasta ………………..

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerin-
tah Daerah
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pendidikan Nasional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta Masyarakat dalam Pendidikan Nasional
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
7. Rapat orangtua/wali siswa TK/SD/SMP/SMA/SMK Negeri / Swasta ……………………...





M E M U T U S K A N

Menetapkan :
Pertama : Susunan Pengurus Komite Sekolah TK/SD/SMP/SM
Negeri/Swasta………………. ( terlampir )
Kedua : Pengurus bertanggungjawab kepala Kepala Sekolah
Ketiga : Segala biaya yang ditimbulkan akibat dikeluarkan
keputusan ini dibebankan pada anggaran yang sesuai
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
diadakan perbaikan seperlunya jika terdapat kekeliruan
dalam keputusan ini.

Ditetapkan di : ……………………….
Pada Tanggal : ……………………….

Kepala Sekolah



…………………………….
Nip………………………..


Tembusan Yth ;
1. Bupati /Walikota ………………………….
2. Kepala Dinas Dikpora Kabupaten / Kota …………………….
3. Kepala Cabang Dikpora Kecamatan …………………………
4. Dewan Pendidikan Kabupaten / Kota ………………………..
5. Arsip


















LAMPIRAN : SK KEPALA SEKOLAH
NOMOR : ……………………………………..
TENTANG PENETAPAN KOMITE SEKOLAH


NO N A M A JABATAN DALAM KOMITE SEKOLAH KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9. ………………………………..
………………………………..
………………………………..
………………………………..
………………………………..
………………………………..
………………………………..
………………………………..
……………………………….. K E T U A
WAKIL KETUA
SEKRETARIS
BENDAHARA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOTA
ANGGOATA Dunia Usaha
Tokoh Pendidikan
Tokoh Masyarakat
Orangtua Murid
Tokoh Pendidikan
Guru
Tokoh Masyarakat
Guru
Orangtua Murid


…………………. , ………….200…….

Kepala Sekolah



…………………………
NIP. …………………





















K O P S U R A T K O M I T E S E K O L A H

SURAT KUASA
---------------------------------------------------
Nomor :……………………………………………

--------Yang bertanda tangan di bawah ini, Bendaharawan Komite Sekolah pada TK/SD/SMP/SMA/SMK Negeri/Swasta …………………. peride 200…. – 200…… yaitu -------

N a m a : …………………………………..
Jabatan : Bendahara
Alamat : …………………………………..

-------Sesuai dengan hasil musyawarah antara Komite Sekolah dengan Orangtua/Wali siswa pada tanggal ……………………..200…., dengan ini memberi kuasa kepada : ……………………………………………………………

1. N a m a :
Jabatan : Kepal TK/SD/SMP/SMA/SMK Negeri/Swasta ………
Alamat : ………………………………………

2. N a m a : ………………………………………
Jabatan : Bendaharawan Rutin / Gaji
Alamat : ………………………………………

Untuk melaksanakan pungutan, penerimaan, menyimpan, dan membelanjakan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan berupa sumbangan / bantuan pendidikan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan guru dan pegawai untuk lebih memotivasi dalam peningkatan pembinaan dan mutu pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ……………. Sumbangan / Bantuan Pendidikan tersebut berasal dari orangtua siswa kelas I/VII, VIII, IX/X Tahun Pelajaran 200… – 200….., dengan rincian sebagai berikut :
1. Orangtua siswa kelas I / VII, sebesar Rp ………….. ( …………… ) rupiah, untuk renovasi ruang Komputer dan WC
2. Orangtua siswa kelas VIII, dan kelas IX, sebesar Rp ……………… (……………… ) rupiah, untuk les belajar tambahan ( terobosan ) untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggeris, Matematika, dan Sains, yang dicicil pembayarannya mulai bulan ………….. sd ………………….
3. Mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran ke dalam sebuah buku Registrasi untuk memudahkan pemeriksaan yang sewaktu-waktu dilakukan.
4. Membuat laporan diakhir tahun secara lengkap dan disampaikan kepada pengurus komite sekolah.






------Demikian surat kuasa ini kami buat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

………………., …………………..200…..

Yang menerima kuasa Yang memberi kuasa

1. ……………………………..
NIP. ……………………….
2. ……………………………. ………………………….
NIP. ………………………



Mengetahui
Ketua Komite Sekolah




………………………………………..
























ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KOMITE SEKOLAH
TK/SD/SMP/SMA/SMK NEGERI/SWASTA ………………………………..


BAB I
NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 1
(1) Organisasi ini bernama Komite Sekolah TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ………………………
(2) Komite Sekolah ini berkedudukan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ………………………….

BAB II
D A S A R

Pasal 2
Komite Sekolah ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

BAB III
T U J U A N

Pasal 3
Komite Sekolah bertujuan untuk :
1. Mewadahi dan menyelurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan dan program pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ……………….
2. Meningkatkan tanggungjawab dan peranserta aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta …………….
3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ………………………

BAB IV
KEGIATAN

Pasal 4
1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ………………….
2. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta …………

3. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ……………….
4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ………………..


BAB V
ORGANISASI

Pasal 5
1. Keanggotaan Komite Sekolah terdiri atas :
1) Unsur masyarakat, dapat berasal dari :
a. orangtua/wali murid
b. tokoh masyarakat
c. tokoh pendidikan
d. dunia usaha/industri
e. organisasi profesi tenaga pendidikan
f. wakil alumni
g. wakil siswa
2) Unsur dewan guru, dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah (maksimal 3 orang)
3) Anggota komite sekolah sekurang-kurangnya berjumlah 9 (sembilan) orang dan jumlahnya gasal
2. Kepengurusan Komite Sekolah
1) Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas :
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
2) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota
3) Ketua bukan berasal dari Kepala Sekolah yang bersangkutan

BAB VI
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA / PENGURUS

Pasal 6
(1) Setiap anggota dan pengurus mempunyai hak yang sama untuk berperanserta dalam memberi dukungan sumberdaya pendidikan dan meningkatkan akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat dan pemerintah
(2) Setiap anggota dan pengurus mempunyai hak untuk dapat berperanserta sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan
(3) Setiap anggota dan pengurus wajib memberikan dukungan serta turut membentuk iklim yang dapat mendorong perkembangan dan peningkatan mutu pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta …………………………..





BAB VII
PEMBIAYAAN DAN PENGELOLAAN

Pasal 7
(1) Pembiayaan pendidikan di TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ……………….. menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/ Kota, dan Masyarakat
(2) Pembiayaan pendidikan yang menjadi tanggungjawab masyarakat/orangtua murid ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan berkelanjutan
(3) Komite sekolah dan masyarakat/orangtua mengerahkan sumberdaya yang ada sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8
(1) Pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik
(2) Ketentuan mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mengikuti ketentuan yang berlaku


BAB VIII
MEKANISME KERJA DAN RAPAT-RAPAT

Pasal 9
(1) Komite Sekolah, sebagai lembaga mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta ……………….., dan tidak mempunyai hubungan hirarkis
(2) Tata hubungan antara Komite Sekolah dengan TK/SD/SMP/SM Negeri/Swasta …………….., Dewan Pendidikan, dan Institusi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan pendidikan dengan Komite-Komite Sekolah pada Sekolah lainnya bersifat koordinatif
(3) Rapat-rapat dapat dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan program kerja yang disinergiskan dengan program sekolah atau sesuai keperluan dan sekurang-kurangnya diselenggarakan 1 (satu) kali sebulan

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR (AD) DAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)

Pasal 10
(1) Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan rapat Pengurus
(2) Rapat Pengurus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota Pengurus

BAB X
PEMBUBARAN

Pasal 11
Komite Sekolah bubar karena :
(1) Jangka waktu yang ditetapkan berakhir
(2) Pengurus tidak mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diatur

BAB XI
PENUTUP

Pasal 12
1. Dalam pembentukan Komite Sekolah, Kepala Sekolah dapat berkonsultasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota
2. Pembentukan Komite Sekolah dapat difasilitasi oleh Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota

























Contoh 16












BUKU TUGAS KHUSUS
( Untuk Pengembangan Minat Baca )



N A M A : …………………………………………
K E L A S : …………………………………………
PROGRAM/JURUSAN : …………………………………………
WALI KELAS : ………………………………………….













































Contoh 17


PERANGKAT KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH

1. STRUKTUR ORGANISASI


STRUKTUR ORGANISASI KERJA
WAKIL KEPALA SEKOLAH URUSAN KESISWAAN































KETERANGAN

_________________ : Garis Komando

: Garis Kerjasama



2. PROGRAM KERJA


PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH
URUSAN KESISWAAN

NO JENIS KEGIATAN PELAKSANA
I. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PENERIMAAN MURID BARU (PMB)
A. Tujuan : Tersedianya pedoman kerja, sehingga pelaksanaan PMB dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku
B. Sasaran : 1. Panitia Pelaksana
2. Petugas lain yang terkait dengan PMB
C. Jenis Kegiatan :
1. Pembentukan Panitia
2. Penyiapan Kelengkapan
3. Penerimaan Pendaftaran dan
Pengumuman
4. Pembagian Kelas
5. Pelaporan 5. Panitia PMB yang ditunjuk
6. Petugas lain yang terkait
II. KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
1.Tujuan :
……………………………………….
2.Sasaran :
……………………………………….
3.Jenis Kegiatan :
……………………………………….
……………………………………….
1. Pengurus OSIS dan Siswa-siswi Ekstra
2. …………………dst
III. PEMBINAAN OSIS
……………………………………….dst …………………………………………
…………………………………………



























JADWAL KEGIATAN PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH
URUSAN KESISWAAN


NO JENIS KEGIATAN BULAN
KET
JULI AGUSTUS SEPTEMBER dst
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 dst










……………….., ……………….200 ….

Wakil Kepala Sekolah

Mengetahui
Kepala Sekolah


……………………………


……………………………

Sabtu, 07 November 2009

Character Building

Mendidik dan Membina Karakter Anak Sejak Dini

Bagaimana karakter bangsa Indonesia di mata bangsa-bangsa di dunia ? Pasti umumnya mereka mengatakan bahwa bangsa Indonesia ramah-tamah dan suka tolong -menolong, gotong royong. Sekaligus bahwa adalah ciri khasnya. Namun coba baca dan ikuti berita yang ada pada elektronik dan media massa cetak dewasa ini. Ternyata banyak orang kita yang suka berkelahi, korupsi dan saling memaki. Malah kadang-kadang ada siswa dan mahasiswa yang senang tawuran. Ini menandakan pendidikan dan pembinaan karakter di rumah dan di sekolah, prosesnya, kurang memperoleh perhatian penuh. Sebelum deteriorasi- pemburukan- karakter terjadi, maka guru dan orang tua musti peduli untuk mendidik dan membina karakter anak.
Membina dan mendidik karakter, dalam arti untuk membentuk “positive character” generasi muda bangsa ini. Agar positive character terbentuk, maka anak perlu dilatih melalui pembiasaan “mandiri, sopan santun, kreatif dan tangkas, rajin bekerja, dan punya tanggung jawab”.
Melatih anak mandiri perlu pembiasaan sejak usia dini. Ada anak yang sudah menunjukan tanda-tanda kemandirian saat usia kecil, misalnya mereka menolak untuk disuapi dan ingin makan sendiri. Tanda kemandirian yang lain adalah seperti mencuci tangan, makan, dan memakai sepatu sendiri, sekali lagi bahwa ini adalah awal untuk mandiri dan itu perlu dipupuk. Namun karena orang tua ingin buru-buru dan ingin serba cepat, maka mereka cendrung mengambil alih aktivitas kemandirian anak tersebut.
Seharusnya, demi pendidikan masa depan anak, maka mereka musti melatih kemandirian. Untuk itu biarkan anak berbuat dan biarkanlah salah sampai batas tertentu. Kontrol yang berlebihan dari orang tua dan sikap yang membesar-besarkan kesalahan akan membuat anak jadi ragu dan malu. “Hei jangan begitu…., sandal terbalik terus….!”, Teriakan-teriakan begini berpotensi mematikan kemandirian mereka.
Bagaimana melatih anak agar tahu tentang sopan santun ? Guna mendorong anak supaya bertingkah laku yang penuh dengan kesopanan, maka orang tua memberi model- uswathun hasanah terlebih dulu. Misalnya orang tua mulai dengan mengucapkan terima kasih dan mengekspresikan pujian dan berterima kasih pada siapa saja, “Terima kasih atas batuan mu telah memasukan sandal papa ke dalam rumah, ……kamu anak yang bagus….!”. Yang harus diingat dalam melatih anak adalah bahwa jangan berharap anak berusia empat tahun bertinggah seperti anak usia tujuh tahun.
Kreatifas dan ketangkasan anak juga perlu dipupuk- dimotivasi terus. Kreatifitas yang dimiliki seseorang/ anak sebenarnya berasal dari imajinasi, sebagai kumpulan dari ide-ide mereka. Imajinasi dapat memuat mereka menjadi kreatif. Kreatifitas anak sangat tergantung pada kesempatan yang diberikan lingkungan. Kreatifitas harus dirangsang sedini mungkin- sejak usia kecil- usia dua atau tiga tahun dalam suasana bermain. Orang tua perlu merangsang kreatifitas mereka lewat proses interaksi dan menyediakan fasilitas bermain. Untuk membuat anak kreatif, pendidik (guru dan orang tua) harus menerima eksistensi anak apa adanya dan tidak cepat memberikan kritik pada tingkah laku dan kebebasan mengungkapkan perasaan.
Membiasakan anak untuk rajin bekerja adalah cara lain untuk mendapatkan anak yang berkarakter positif. Untuk itu orang tua musti membolehkan anak untuk memilih pekerjaan atau tugas rumah yang paling disukainya dan jangan berharap agar ia bekerja sempurna. Agar pekerjaan anak meningkat kualitasnya, maka orang tua perlu memotivasi dan sering memberi penghargaan atas keberhasilan kerja yang mereka lakukan.
Tampaknya anak yang ideal, karena memiliki karakter positif, juga perlu menyukai olah raga. Mereka perlu diajar untuk berolah raga agar otot-otot, paru-paru dan jantungnya kuat. Anak-anak yang gemar berolah raga, tubuh mereka tampak tegap dan kekar- tidak lemah atau lunglai.
Selanjutnya tentang melatih tanggung jawab pada anak. Perlu kita ketahui bahwa tanggung jawab tidak terpasang sejak lahir. Ia perlu dilatih setiap hari, dan melibatkan anak-anak dalam kegiatan di rumah. Bentuk pelaksanaanya adalah dengan memberi mereka pekerjaan yang tetap. “menyiram bunga dan menyapu teras adalah tanggung jawab Nadilla, menyapu rumah dan membuang sampah adalah tanggung jawab Fakhrul, memasak nasi, membersihkan dapur dan kamar mandi adalah tugas Kak Hafiza……!”. Demikian cara orang tua menanamkan tanggung jawab melalui pembagian tugas. Barangkali pada mula memperkenalkan pembagian tugas atau tanggung jawab ini, sebagai disiplin kerja, mungkin terlihat sedikit dalam sikap yang agak otoriter (agak tegas) agar anak bisa menurutinya.
Tiap anak berpotensi terjebak ke dalam karakter negative, maka orang tua pun perlu untuk memahaminya. Beberapa bentuk karakter negative seperti anak suka berbohong , pemalu, anak merasa minder, bersifat agresif, suka membangkang, dan kebiasaan bertengkar. Karakter negative tentu ada pemicunya dan orang tua tentu perlu bersikap bijak dalam menghdapinya. .
Mengapa anak suka berbohong ? Penyebabnya adalah karena orang tua yang terlalu gemar memberikan hukuman, membentak anak, sehingga jadi berbohong. Berbohong karena mereka takut diberi hukuman atau sebagai strategi untuk menutupi rasa malu. Adalah sangat bijak bila orang tua lebih gemar memberi pujian- penghargaan- dari pada gemar menghukum dan membentak sang anak- kecuali memberikan hukuman yang lebih menyentuh/ bersifat educatif.
Bagaimana strategi orang tua dalam menghadapi anak yang penakut ? Maka terlebih dahulu orang tua musti memahami penyebab timbulnya rasa takut pada anak. Jangan remehkan perasaan takut anak kecil. Terimalah ungkapan takut anak, tetapi jangan membesar-besarkan ketakutan itu. Menghilangkan rasa takut dengan membujuk dan mendekatkan anak pada objek yang ditakuti perlahan-lahan. Orang tua perlu tahu bahwa rrasa takut dapat hilang berangsur-angsur, bukan dalam sekejap mata.
Dalam hidup ini selalu ada anak yang berani dan anak yang pemalu. Sifat pemalu timbul karena anak yang kurang suka bergaul dengan orang lain, tidak mudah mencari teman, pendiam dan dicap sebagai anak pemalu. Perlu untuk dipahami bahwa anak pemalu biasanya juga bersifat pendiam dan suka memilih-milih teman. Namun bila ia sudah terbiasa dengan teman atau lingkungan sosial tertentu maka karakter malunya akan tanggal/ lepas.
Rasa malu dapat diakibakan oleh kurangnya rasa Pe-de (percaya diri). Percaya diri terganggu karena kebiasaan orang tua yang suka membanding-bandingk an anak, anak kurang bergaul, atau orang tua terlalu melindungi anak sehingga anak jadi kurang mandiri dlam bergaul- mencari teman. Untuk mengatasi sikap malu- maka orang tua jangan menggelari anak-anak sebagai “pemalu” dan biasakan untuk menghargai anak, rangsang anak untuk mengekspresikan perasaan serta pendapatnya di rumah.
Ada anak yang suka minder- atau merasa rendah diri atau inferior complex. Perlu untuk diingat bahwa orang minder sulit untuk maju dan tidak suka untuk berbuat. Rasa minder timbuk setelah memasuki masyarakat. Minder penyebabnya karena faktor biologis- cacat fisik- dan gangguan psikis. Faktor lain adalah karena kebiasaan orang tua dalam membandingkan anak yang inferior dengan anak yang superior, “lihat kakak mu cerdas, kamu kok blooon, terus”. Kebiasan seperti ini, sekali, dapat menyebabkan anak menjadi minder. Untuk mengatasinya maka terimalah eksistensi anak apa adanya. Kalau anak belum berhasil, jangan dikritik, tetapi besarkanlah hatinya dan sekali lagi- jangan membandingkan anak.
Cukup banyak anak yang berprilaku agresif. Karakter agresif bisa merugikan eksistensi mereka dalam bergaul, karena banyak orang kurang menyukai karakter agresif. Dalam bahasa Minang anak agresif juga disebut sebagai “anak yang lasak”, atau terkesan suka mengganggu atau usil. Karakter agresif terbentuk pada mulanya karena anak dalam keadaan lelah atau sakit, dan mereka mudah jadi agresif.
Anak yang sedang bersedih atau sedang takut juga mudah agresif. Anak yang tidak punya permainan bisa menjadi bersedih dan selanjutnya menjadi agresif. Sebaiknya orang tua memberikan kesan yang tenang dan tidak emosi terhadap anak yang agresif. Untuk menyalurkan agresif anak, ya dengan melakukan olah raga dan olah otot.
Karakter suka membangkang, ini terbentuk karena orang tua suka bersikap keras dan mendikte. Untuk itu orang tua seharusnya menghadapi anak-anak yang pembangkang dengan tenang dan wajar saja. Agar anak tidak membangkan maka tidak usah terlampau sering menyuruh anak mengerjakan ini dan itu. Biarkan ia mengenakan dan memakai baju dengan cara sendiri.
Bertengkar kadang kadang atau malah sering mewarnai kehidupan rumah, sekolah dan sosial. Kalau pertengkaran antar anak terjadi di rumah maka orang tua tidak perlu mengusut siapa yang salah atau benar. Lebh baik anjurkan anak supaya berdamai dan alihkan perhatikan mereka.
Bagaimana kalau yang bertengkar bukan anak, tetapi malah adaltah dan ibu itu sendiri ? Bila ada beda pendapat, pertengkaran, antara ayah dan ibu maka tidak dibenarkan ayah dan ibu untuk menyalahkan pasangan di depan anak anak dan mereka harus menahan emosi. Membesar besarkan kekurangan anak, atau kekurangan seseorang hanya menimbulkan perselisihan belaka.
Pertengkaran juga bias disebabkan dari cara berkomunikasi yang tidak cocok, terlalu suka meledek, suka bercanda yang menyinggung pribadi, tidak menghiraukan pembicaraan orang. Pertengkaran ayah dan ibu di depan anak dapat mengganggu psikoseksuil dan watak anak. Ibu yang sering menjelek-jelekan ayah didepan anak laki-laki, berpotensi membuat anak laki laki kurang maskulin, dan sukar jatuh cinta dengan lawan jenis.
Some do’s dan some don’t’s untuk orang tua, some do-s, berarti beberapa anjuran, dan some don’t’s, berarti beberapa larangan bagi orang tua terhadap anak dan berpotensi dalam menumbuh-kembangkan karakter positif mereka. Beberapa anjuran terhadap orang tua dalam membina karakter anak adalah seperti melowongkan waktu untuk melakukan traveling, berkomunikasi, menumbuhkan sikap ingin tahu dan meningkatkan aktivitas untuk menumbuhkan potensi kognitif anak. Sementara orang tua disarankan agar tidak terlalu memanjakan anak dan jangan terjebak dengan kebiasaan “asal serba melarang”.
Aktivitas traveling sangat bermanfaat untuk menumbuhkan kecerdasan anak dalam memahami alam dan lingkungan. Seharusnya bila keluarga melakukan kegiatan traveling maka jadikanlah anak bagian dari rencana traveling orang tua. Kalau melakukan traveling maka sediakan kesibukan untuk anak supaya mereka tidak rewel atau bosan; dengan menyediakan mainan, bacaan, makanan dan minuman.
Komunikasi adalah sarana untuk menyatukan hati atau emosi semua anggota keluarga. Komunikasi harus dipelihara sejak anak-anak masih kecil, sampai mereka remaja dan dewasa. Disamping berkomunikasi, orang tua juga perlu untuk bekerja sama dengan anak. Komunikasi yang baik dimulai dengan menjadi pendengar yang baik. Orang akan terbuka kalau fikiran dan ide-ide mereka diperhatikan.
Agar memiliki anak yang cerdas dan punya karakter positif maka orang tua perlu untuk menumbuhkan sikap ingin tahu. Sikap tidak buru buru dalam mencampuri privacy- hak pribadi anak- adalah salah satu cara untuk menumbuhkan rasa ingin tahu mereka. Dalam menanamkan pengaruh pada anak, orang tua lebih efektif lewat contoh atau model langsung, daripada melalui ceramah, khotbah atau penjelasan secara lisan. Karena penjelasan secara lisan akan mudah dilupakan. Namun pengalaman yang nyata cendrung akan diingat sepanjang hayat.
Bermain juga bisa merangsang rasa ingin tahu anak. Oleh sebab itu tidak ada gunanya memarahi anak kecil yang tengah asyik bermain. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk mengamankan benda kesayangan atau benda yang membahayakan dari jangkauan anak. Jika orangtua merangsang sifat ingin tahu anak, kemungkinan besar inteligensinya dan daya cipta mereka akan meningkat.
Rasa ingin tahu anak juga tumbuh melalui pergaulan. Pengalaman bergaul sangat besar pengaruhnya bagi proses perkembangan anak, baik pengalaman pahit maupun pengalaman yang manis, dan kedua-dua bentuk penglaman tersebut sama pentingnya.
Orang tua juga perlu untuk menumbuh kembangkan kognitif, otak, anak. Kecerdasan kognitif bisa memberi dampak pada pembentukan karakter positif Aktifitas yng lain untuk kognitif seperti menggambar, musik, dan menyediakan buku bacaan.
Sejak usia kecil anak-anak suka coret coretan- namun orang tua yang gemar melarang, berpotensi membunuh kreatifitas anak. Beruntunglah anak yang punya orang tua menyalurkan aktifitas ini. Aktifitas lain yang disenangi anak adalah menggambar. Kegiatan menggambar dapat mebantu anak untuk memahami dunia sekitar mereka.
Musik merupakan konsumsi jiwa. Ia dapat memberikan perasaan tenang, rasa sedih, senang dan gembira. Bagi kehidupan anak dan remaja, tidak ada instrument yang lebih baik daripada musik. Akhirnya, anjuran yang patut untuk dilakukan orang tua pada anak adalah menyediakan buku bacaan untuk anak.
Betapa besarnya peran buku dalam kehidupan anak. Banyaknya seorang anak dibacakan buku atau diberi dongeng dalam usia dini/ atau usia muda sangat menentukan suksesnya kelak mereka di sekolah. Anak yang kurang suka buku karena buku tidak menarik, atau orng ua agak terlambat memperkenalkan buku, atau juga kurang memberi rangsangan untuk membaca pada anak. Bila kemampuan membaca anak sudah bagus, maka selipkanlah buku non fiksi. Buku adalah karcis untuk pergi ke mana-mana dan membaca adalah cara terbaik untuk mengisi jiwa dan otak.
Akhir kata ada dua hal yang perlu untuk ditinggalkan oleh orang tua, yaitu terlalu memanjakan anak dan kegemaran serba melarang. Anak terlalu manja- memenuhi segala keinginan anak dan serba dilindungi- akan sulit untuk melepaskan diri dari orang tua. Ia sudah merasa aman dalam perlindungan orang tua dan takut menghadapi dunia luar. Tidak perlu terlalu memenuhi perhatian anak yang butuh perhatian, cuekan saja. Ini berguna agar ia dapat mandiri dalam hal emosi. Sebab rasa sayang tidak berarti menuruti semua keinginan anak. Berjuta anak di dunia menjadi rusak karena dimanja dan terlalu dilindungi.
Jangan asal melarang, orang tua tidak perlu asal melarang anak. Tetapi tanpa melarang seorang anak mungkin kehilangan arah dan keseimbangan jiwa. Jangan melarang kegiatan yang dibutuhkan anak untuk perkembangan dan pertumbuhannya. Dalam melarang orang tua tidak perlu mengomel atau memaki yang tidak karuan . Ini dapat membuat anak merasa benci pada orang tua. Maka kini agar bangsa Indonesia dan generasi muda Indonesia tetap memiliki karakter terpunyi maka guru dan orang tua perlu mendidik dan membina karakter mereka secara total,